Langit memerah, bukan amarah
Pertanda masa berhijrah
Langit merona, bukan manja
Dia bersiap menyambut gulita
Berjalan membungkuk, tertatih
Menahan ujung kaki yang perih
Memeluk harapan yang tinggal serpih berserakan
Mencumbu mimpi yang datang silih berganti
Lelaki menatap senja cakrawala
Sebuah tongkat manopang tubuh berpeluh
Lelaki sendiri menanti, dengan doa yang utuh
Sepi, sunyi, kesepian yang dalam
Sekali lagi, memeluk harapan yang tinggal serpih berserakan
Pasrah, tertunduk di malam pekat
Menyambut datangnya Sang Malaikat

Oleh:

Dian Hariani
Nganjuk, Indonesia, 8 Februari 2023

TAMAT.