Kini, malam mulai memahami kesendirianku. Kamar dan jendela tua yang terbuka. Seekor nyamuk bernyanyi sambil ketakutan dikejar oleh pemilik rumah. Dan aku mulai menulis sajak-sajak puisi ketiga kalinya di tahun ini.

Sejuk, lembut dan tabah seperti gelap pekatnya kesunyian. Tetapi, adakah sesuatu yang berbeda-beda dari sebelumnya.

Apakah engkau dari masa silamku yang pernah aku temui? Masa depanku yang belum aku temui? Atau masa kini, yang telah saling mengenali.

Seorang perempuan yang tidak mungkin bisa menghindari takdirnya sendiri. Seperti kata-kata dan bahasa yang sulit terpisah sebab takdirnya.

Senja tadi sore menyatakan bahwa ia telah beruntung mengikuti langit mendung, meski sedikit menjadi pemurung.

Kita memang mesti saling berhubungan tentu saling melengkapi dan apabila aku menulis puisi dan selalu ingat rasa kopi dari dingin cuaca dan musim hujan.

Kini, Anda perlu tau, sebagai lelaki biasa-biasa saja. Aku tidak pernah bingung soal hidup setelah mengetahui cara-cara menjalaninya. Demikian, bagaimana yang kau tau sebenarnya dan sebelumnya juga sesudahnya.

Sebelum akhirnya, aku ingat ini adalah sajak-sajak puisi ketigaku di tahun ini. Apakah yang ingin kau inginkan dalam puisiku kali ini? Apakah namamu ingin aku tulis? Aku bilang jangan, sebab itu akan abadi.

Jika abadi dalam puisiku, nanti kau akan abadi dalam kenangannya. Aku benci sesuatu yang tidak bisa aku miliki. Itu sebabnya aku ingin memilikimu secara alami, tanpa harapan, tanpa mimpi, tanpa ekspektasi dan tanpa tujuan.

Ketulusan adalah sesuatu yang kurang ajar, ia berbohong. Perasaan makhluk lemah, dan aku hanya percaya kepada ibadah sebab di situ aku mengerti kau sedang bersandar sambil mengangkat kedua tanganmu dan mendoakanku.

Malam-malam, pagi-pagi, siang-siang, aku selalu membayangkan wajahmu.

Pada jalan-jalan, kamar dinding, lampu-lampu taman, pohon-pohon, rerumputan, semua berwajah yang aku cintai sebagai yang aku sebut kekasih.

Sudahlah, aku memang lelaki biasa saja, bajingan sekali rasanya menulis kata-kata cinta dan berharap kau membacanya. Padahal, aku tidak memahami dirimu sepenuhnya sebagai siapa-siapa dalam hidupku.

Oleh:

ABDUL JALAL HM
TANGERANG.
16 OKTOBER 2022.

TAMAT.