Akan sentiasa kuingati
sewaktu kita berdua ke sini
dari Bogor yang sugul
mencari terang bulan
di bawah rintik hujan
cahaya neon di wajah
bahu jalan terlihat indah
pinggir Jakarta seakan gelisah
bungkam anak Betawi
sambil memegang tali kekang
tunduk menuntun kuda poni
seakan membuang gundah
di celahan hati yang parah.

Semalam kita ke sini lagi
terang bulan terus sepi
khabarnya sudah beralih arah
namun pengamen masih sama
menekuni Isabella.

Kata kenalan
Covid seperti jemari
sang dajal meramas harapan
separuhnya hampir hancur
dan separuhnya sudah hilang.

Kita berbicara
lewat manis Janji Jiwa
menyeduh coffee late
sambil mengesahkan hidup
di beberapa nusa
ada juga cerita serupa
pedih, perih
politik dan orang-orang besar
tidak semuanya jujur
betul-betul memainkan peranan
dalam kelangsungan
kehidupan dasar.

Lalu sebelum berpisah
kita sempat bercanda
cuba menutup wasangka
dalam hujan yang ranum
menggugurkan benih rintik
seakan-akan
mengundang kebanjiran
ataupun sekadar
membasah jalanan.

Oleh:

Seri Banang
Cempaka Putih
23072022

TAMAT.