SAYEMBARA 13/2022 (PUISI AIDILADHA).
Genre: Puisi.
Tema: Hari Raya Aidiladha.
Panjang: Bebas.
Tarikh hantaran:
Sabtu 9.7.2022 (4:00PM) – Ahad10.7.2022 (11:59PM).
Hadiah:
Pertama: RM100; Kedua: RM80; Ketiga: RM70.
Emelkan karya ke: GaksaAsean@gmail.com

SAYEMBARA 13/2022 (PUISI AIDILADHA)
PENYERTAAN

1. Joko Rabsodi. “Ibu Dan Lebaran Topa’ Ladha’ “.
2. Moh. Ghufron Cholid. “Membaca Bahasa Cinta Langit”.
3. Moh Ghufron Cholid. “Hari Raya Adha Seorang Pearntau”.
4. Paridah Ishak. “Allahuakbar! Allahuakbar!”
5. Mohd Adib. “Pagi Bersalut Sinar Idul Adha Di Ufuk”.
6. Jo Latif (Ibnu Qalbun). “Eid Al Adha”.
7. Jo Latif (Ibnu Qalbun) (2). “Sketsa Ihram”.
8. Heri Maja Kelana. “Doa Tubuh”.
9. Cunung Nunuk Suraja. “Nyanyian Kurban Kyai Mar Judin”.
10. Salmah Amir. “Rindu Padamu Di Hari Raya Aidil Adha”.
11. Ismail Hashim. “”Duri Dalam Daging Korban”.
12. Hamimah Ibrahim. “Aidiladha Dan Korban”.
13. Sujata Wee. “Menyempurnakan Suruhan-Nya”.
14. Zulkifli Baharun. ” Ketaatan Dan Pengorbanan”.

KARYA PENYERTAAN

1.

IBU DAN LEBARAN TOPA` LADH Ȃ

Dan diendapan arofah yang tersingkir
tanggal bulan mempresentasikan aroma tak asing di telinga
di angan-angan minggu ke minggu tak mau menunggu 
bertolak kencang bahkan lupa sekedar melambai sebentar  
bulu kuduk berkecamuk diantara diam dan pendaman luka
serenteng onar berjingkrak ingin segera kubabat angkuhnya ke pipi ibu 
hakikatnya kenakalan yang kubingkai guna meraih landasan 
dialek sana` bharaja yang diderakan jhujhu` 
sebagai lelaki bukankah aku satria dibidik tangguh
menggauli kematian buat sejungkar petuah
ango`an pote tolang etembeng pote mata 
meresap dalam sumsum dahi, mengikat erat di parit hati

Di amper pagi sebelum jam tiga tumbuh di batin jam backer
terlintas pelukan napas lega menggiring kurun kedua
sanak kerabat hulu hilir mendermakan tubuhnya yang keluh
dandanan setelah pandemi melingkar cukup dalam 
hingga ke tulang rusuk jalan lantas menghalangi gerak menuju ratapan
tebing perasaan terjungkal di batas waktu tak bisa diperkirakan
resah menemani giling waktu berupa secangkir maaf dari ibu
kudu terbayar tak mau lagi kudepositokan 

Lebaran ini harus pulang!
mememes kesan dari sepiring topa’ laḍhâ
biasa ibu sajikan bagi dedahan yang lapar kasih sayang
menu dihampar dari kesedian cinta di hari ketujuh
diolah dengan kesemutan rindu membakar
daging segar, telur kampung, rempah leluhur mengamalkan cuaca lampau
empuk seiring seduhan manisnya silaturrahim tetangga samping

Seterpal kangen yang kurenggam
tak kuasa kuluapkan ke suluk indranya 
bisikan doanya saja terlampau mahal ditakar
memapat rinduku berkoar-koar di hadapan tusuk konde yang ia pegang
rupanya rebahan rambut disekitar bahunya nyaris pudar menunggui aku datang
kubelai halus kemudian kubenamkan segudang peristiwa dari zaman lalu yang kekurangan benang agar ibu tusuk untuk merapatkan duka yang terkenang 
kuselurkan kedua lengan, rangkulan dadanya sungguh mengisbatkan pentingnya 
goresan toron

Teruntuk ibu telah lama kusiagakan manis kecupan
demi menetralkan potret berabu 
bubarkan letihnya yang tak terkikis senar hujan
atau meraihkan mimpinya yang mangkir di padang bulan

Setelah berbincang lama kasihnya kutelan bersama irisan lontong 
yang ia gambirkan dalam asupan topa’ laḍhâ
gurih menghunjam ke lambung diri 
seperti mendaur asi di tubuh ibu kala bayi
mengaduklah gembira bersama pasca muak disisip corona 
ibu mengintip di rabun matanya yang keriput
seraya menyibak syukur di akar-akar tangannya yang melar
Gusti, dengan kerendahan dada yang hampir runtuh
setelah dzikir shubuh tahun lalu berwujud tangis puisi
ridhoi anakku tahun ini memetik ulang tahun-Mu; Idul adha

Madura, 09 Juli 2022

Catatan:

Sana` bharaja: kerabat, sanak famili
Jhujhu`: Mbah buyut
Ango`an pote tolang etembeng pote mata: mengandung semboyan lebih baik mati daripada menanggung malu 
Topa’ laḍhâ: Kuliner ketupat khas madura (bangkalan) di sajikan di hari ketujuh pasca hari raya idul fitri.
Toron : Istilah madura yang berarti mudik (pulang dari perantauan ke kampung halaman)

JOKO RABSODI, lahir di Pamekasan, 11 Juni 1981. Santri yang mengabdi di SMA Negeri 4 Pamekasan, Madura. Menulis puisi dan cerpen. Karyanya terbit di Horison, Bali Post, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat dan lain-lain. Antologi terbarunya bersama sosiawan leak, “sabda asmara, luka dan rindu”, 2021. C:\Users\POGOK\Downloads\WhatsApp Image 2021-08-24 at 20.01.32.jpeg

Alamat rumah: Jl.Gatotkoco Gg.VIII RT.02/RW.04 Kelurahan Kolpajung Kab.Pamekasan-Madura- Jawa Timur 69317.
Alamat kantor: SMA Negeri 4 Pamekasan
        Jl. Pintu Gerbang 39a Pamekasan-madura-Jawa timur 69316
No.HP/ WhatsApp: 087866146509/ 081939333233 
No.Rek.Bank Jatim: 0072512782
NPWP: 36.179.681.6-608.000
Instagram: Rinjoko
Email : nikmahsyukuri@gmail.com

2.

MEMBACA BAHASA CINTA LANGIT

Selalu ada bahasa cinta
Yang disisipkan langit bagi segenap sukma
Bagaimana cinta tak mengenal tapi
Tak mengenal tepi diperkenalkan

Sebab cinta pada Ilahi
Mengalahkan segenap cinta
Yang ada di tujuh petala langit dan bumi

Padang sahara
Menjadi sebuah kesaksian cinta yang utuh
Dan kepasrahan yang tak mengenal rapuh

Totalitas cinta pada Ilahi
Telah melenyapkan segala wasangka

Sejarah Qurban bergema
Ketika Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Saling mengubur dalam-dalam ketakutan
Saling memulangkan hidup pada pemilik hidup

Yang benar-benar mati adalah nyeri
Ketika persoalan hidup dan mati
Semata cinta Ilahi
Yang menggetarkan hati

Moh. Ghufron Cholid
Torjunan, 10 Juli 2022

3.

HARI RAYA ADHA SEORANG PERANTAU

Sebagai perantau
Hari raya adha adalah bertarung
Mengalahkan rindu, demi memetik gemintang
Buat hadiah pulang kampung
Buat kado istimewa, memalingkan linang

Sebagai perantau
Hari raya adha adalah hari tak bersama keluarga
Demi memberikan surga 
Yang lebih layak, lebih berdetak

Moh. Ghufron Cholid
Torjunan, 10 Juli 2022

4.

ALLAHUAKBAR! ALLAHUAKBAR! 

Hari raya korban syahdu Zulhijah
gema takbir nuansa semesta
gemersik halus menusuk atma
melaut ombak menggulung rasa
melafaz cinta pada Pencipta.

“Labbaik Allahumma labbaik
Labbaika la syarika laka labbaik
Innal hamda wan ni’mata
Laka wal mulka la syarika lak”

Makkah al-Mukarramah
Duyufurahman menyambut seruan-Mu
nawaitu suci murni
tawaduk takwa reda
putih bersih ihram
di Tanah Haram
tunai haji
bertawaf
bersai
berwukuf
melontar jumrah
tahalul
tertib
laksana hukum semua rukun
munajat doa menguntai hasrat semoga mabrur amiin
insya-Allah

PARIDAH ISHAK
Desa Melor Serendah
1007022

5.

PAGI BERSALUT SINAR IDUL ADHA DI UFUK

Pagi bersalut sinar Idul Adha di ufuk
segirang gema takbir menyusur rampaknya sepi
bak pijar sabar tetamu Allah tekuni ibadah haji di tanah suci
bersama getar harapan di seluruh kalbu
nanti saat rujuk tanah air mulanya bertolak semalam
menjinjing haji mabrur
“masuklah ke syurga-Ku” janji Tuhan diyakini sepenuhnya

Mungkin keikhlasan insan laksanakan qurban
terlakar pada sejarah silam tak terlupakan
Ibrahim menyembelih puteranya Ismail
demi cinta agung dan taat suruhan dari langit
satu pengorbanan paling bermakna
atas nama syiar Islam berpencaran sampai kiamat

Di Idul Adha, aku terasuh
perjuangan apapun rupa bentuknya
nescaya teradat perlukan kekuatan luar biasa
sebelum memeluk kemenangan diimpikan

Karya:
MOHD ADID AB RAHMAN
Melaka 10 JULAI, 2022

6.

EID AL ADHA

Hari Eid Al Adha
tak perlu diulas-ulas 
yang perlu komitmen pengorbanan kita,
wacananya pengabdian tulus,
tuliskanlah sumbangsih taqwa,
dedikasinya di hari Arafah
hari mencari ketaqwaan
di sudut keimanan
semangat pengorbanan membuak ruah,
sekalipun meminta kematian.

Eid Al Adha
hanya dengan taqwa
iman mudah dipetik
demi merubah jiwa
pada perintah Tuhan,
dengan semangat “labaikallah humma  labaik”,
bersiap korban sekalipun ada kematian.

Nukilan

Ibnu Qalbun
Brunei Darussalam
Julai 2022.

7.

SKETSA “IHRAM”

Ihram 
personamu
menundukkan hati duyufurahman
putih menjelajahi Arafah
disadangkan ke bahu kanan
disarung menutupi pusat ke paras lutut,
hati damai tunduk khusyuk
putih membiduk hingga keliling Kaabah,
“labaikallah humma  labaik”

Busana Ihram
menawan bumi Arafah.

Nukilan:

Ibnu Qalbun
Brunei Darussalam
Julai 2022.

8.

DOA TUBUH

apakah sempat 
melangkah menuju rumah Allah? 

lewat mata, bibir, dan
rambut, aku mengenalmu
mengenal lautan doa 

langit di atas batu-batu 
menyimpan rindu, 
melampaui usia 
rahasia-rahasia senja 
mengerling air di mata 
sebagai pintu rahmat. 

Ismail, seorang anak 
yang tak pernah berhenti berdoa
ikhlas dengan perintah 
yang ia terima

“Bismillahi Allahu Akbar”

Heri Maja Kelana.
2022.

Heri Maja Kelana, lahir di Majalengka. Puisi dan esainya dipublikasikan di media lokal maupun nasional. Buku puisi pertama telah terbit Lambung Padi, 2013, Postingan Instagram  2019. Sekarang mengelola di Rumah Baca Taman Sekar Bandung. Tinggal di Bandung. 

9.

NYANYIAN KURBAN KYAI Mar Judin 

dipotongnya sapi coklat muda berkaki belang
terjebak skandal birahi liar musim panas
dalam ruang sel tahanan dingin beku
menadah bayangan film biru langit
sapi betina melenguh sebelum pingsan

tanduk mungil penanda pejantan sapi 
mendengus sebelum terpangkas darah muncrat
bergerak pisau puisi menguliti cerita nabi
keikhlasan teruji sempurna di kaki ka’bah
balutan kain ikhram membawanya ke kubur

kembali fajar menyapa perlahan merapikan 
luruh wewangi pagi fitri cantik
puisinya di sumber murni berpagut 
asa kembali meniti lengkung pelangi 
mengintip bulan bugil merenangi gurun

jembatan kayu bidadari panjang goyang 
riang dituntunnya lelaki mabuk
membayang sarang hangat hotel Arofah
randu memutih luruh wewangi pagi
mengunci hati ikhlas memburu pagi

terbentang di sungai kehidupan direnangi 
anak sekolah langit terang benderang 
berpasang-pasang senyum ikhlas dikulum rindu
berdarma wisatalah ketukan pintu menelan 
berpagut riang berbalut baju ihkram

terbentang di sungai kehidupan direnangi 
senja Rabun mengejar kupu-kupu ritual 
ikhlas ikan salmon merah menitipkan telur 
bangun rasa nyeri menjaring bianglala 
ikhlas dada lapang ternyata usia 

detak pernah dusta ombak bergulung 
terbentang di sungai kehidupan direnangi 
karang cahaya membahtera rontoknya jam 
ladrang gumamnya luruh sewangi pagi
menumpuk hari pasir putih berserak 

buyar asap lamunan puisi tak-mati-mati 
hatiku bergetar mengunci berpagut riang
imajinasi dini mencucuki nyala ikhlas
senyum ikhlas dikulum rindu membiru
daun-daun maple berganti warna gugur

melangkah pelan libur semester ganjil
mengais ritual bangun rasa nyeri 
sedang dalam ujian kertas bertukar 
saling berpagut riang senyum dikulum 
menggelombang ternyata usia tak-pernah dusta 

kerang menembus indera terbuka menebar 
rindu ikhlas berpagut riang mengintip 
jala bersama teman guru ikhlas
bulan bugil hatiku bergetar sendu 
api gelora serangga jejak camar 

Columbus
Sun Jul 10 20 22 04:50 am

10.

RINDU PADAMU
DI HARI RAYA AIDIL ADHA

Hari Raya Aidil Adha
seharusnya aku bahagia
tetapi hati kecil ini
dihimpit kesedihan
penuh kerinduan

Aku bertandang
rumah ke satu rumah
namun di dalam kamar hatiku
tersimpul kerinduan yang teramat
aku menangis dalam iktikaf pagiku
mengadu pada-Mu
berjurai air mataku
rindu mendalam tak dapat tertahan sebaknya
seluruh dadaku seperti di robek
terlalu pilu kesedihan
sukar dirawat

Tapi aku tak dapat bertemu
insan yang aku sangat rindu
sungguh jauh dan sayup terasa
aku tekad memohon kasih sayang-Mu
agar Kau rawatlah rinduku jiwaku
namun ia datang semakin hampir
menusuk melukakan jiwaku
parahnya lukaku
ditusuk rindu kalbu
di Hari Raya Aidil Adha

Salmah Amir.

11.

DURI DALAM DAGING KORBAN

Tiada siapa pun peduli
duri dalam daging korban
tidak adil semasa agihan
tidak sampai kepada fakir miskin
yang memerlukan.

Duri dalam daging korban
telah mengunci nikmat yang
Tuhan firmankan kerana tiada
penghayatan.

Semoga duri dalam daging korban
dapat mendatangkan keinsafan
membuang rasa tamak dalam diri
memulangkan semula hak yang adil
bukannya  ganjaran  yang keterlaluan
meracuni nikmat sesama insan
seperti mana petunjuk dalam Al-Quran!

Ismail Hashim.
Warisan Puteri, N.SEMBILAN
10.07.202

12.

AIDILADHA DAN KORBAN

Ibadat demi Ibadat
di bulan Zulhijah ambang akhir tahun Hijri
menyahut panggilan Maha Agung
ibadat haji Rukun Islam kelima

Tiba 10 Zulhijah
jutaan tetamu Allah selesai wukuf di Arafah
seluruh dunia meraikan Aidiladha
dalam mengenang kisah pengorbanan
kecintaan pada Allah mengatasi segalanya
ketaatan pada perintah
tunjang keimanan

Apabila seorang ayah sanggup untuk meyembelih
dan anak reda menadah leher demi mentaati perintah Allah
itu lah sebesar pengorbanan
Maha Pengasih Maha Penyayang Allah
bertukarlah anak kepada seekor kibas
Alahuakbar
Allahuabar
demikian kisah pengorbanan Nabi Ibrahim
dan akurnya anakandanya Nabi Ismail kepada perintah Allah SWT

Itulah iktibar
ibrah dari kisah ketaatan
di Aidiladha sunat ibadah korban
menyembelih haiwan yang ditetapkan
demi mendekatkandiri pada Allah
Dari pagi 10 Zulhijjah hingga 13 Zulhijjah
maka disedekahkan dagingnya pada fakir miskin
secebis pengorbanan kecil
kebaktian buat umat manusia
seiring takbir Aidiladha yang bergema
Allahuakbar
Allahuakbar
Allahuakbar
Waillahilhamd

13.

MENYEMPURNAKAN SURUHANNYA

Tabir Aidiladha tersingkap
menuntut pengorbanan suci
perintah Allah dijunjung tinggi
penuh reda dalam keimanan
niat melaksana satu kewajipan.

Ibadah korban
paling mulia lagi terpuji
membahagi asnaf sama merasa
sama rata mengharum jiwa
dalam limpah kurnia yang berganda.

Tertunai sudah perintah-Nya
tanpa gusar sepenuh jiwa merelakan 
saat dan waktu bagai fajar menyingsing
mentari pun gemilang angkasa terbuka
amalan berbahagi pahala merimbun buana.

Aidiladha 
ke tanah suci menunaikan rukun haji
pulang disambut cahaya kesyukuran
menadah nikmat pemberian dan ganjaran
tiada ternilaikan.

Pengirim:
Sujata Wee
Wakaf Bharu, Kelantan

14.

KETAATAN DAN PENGORBANAN

Kutekuni sejarah suci
betapa luhurnya atma
Ibrahim dan Ismail 
insan terlalu mulia
tiada setitik soal
hanya bulat penyerahan
mengakuri perintah 
sebagai tanda kemuncak iman
sepenuh hamba

Tidak tertanding pengorbanan
memburu iman nan tulus
bukan lafaz di bibir semata
tanpa tindakan yang syumul
kelak tersungkur di jerat kepura-puraan

Ketaatan dan pengorbanan
ayuh zahirkan
dengan iltizam iman
berteras wahyu dan sunah
di persada cita-cita
memartabat maruah ummah 
ke langit kegemilangan

Aidiladha ini kurai
dengan kudus harapan
biarlah meresap
segenap hikmah pengorbanan
ke nawaitu langkah keinsafan

ZULKIFLI BAHARUN
Bera, 10 Julai 2022

KEPUTUSAN

5.04.2023: KEPUTUSAN

SAYEMBARA ESVA 13/2022: PUISI AIDILADHA

Kedudukan (Hadiah): Judul Sajak (Pengkarya)

Pertama (RM100): Duri dalam Daging Korban (Ismail Hashim) [PAID 13.04.2023]
Kedua (RM80): Menyempurnakan Suruhan-Nya (Sujata Wee) [PAID 17.04.2023]
Ketiga (RM70): Ketaatan dan Pengorbanan (Zulkifli Baharun) [PAID 13.04.2023]

Hakim. [PAID 17.04.2023]

TAMAT.